Lagu jadul dan melangkonis “My Way” yang dibawakan Frank Sinatra
kesukaannya perlahan menyelip di tengah kalbunya. Keane sedikit terhipnotis dengan isi lagu my way tersebut,
yang menggambarkan sebuah perjalanan seorang manusia dalam menggayuti harapan
hatinya. “Ya, apa sih yang bisa diperoleh dengan begitu saja di dunia ini ?” ,
tanpa disadari sebuah pertanyaan dari hatinya dilontarkan kepada tebing-tebing
tinggi yang memusari semua perjalanan hidup manusia, atau pada Puncak Jaya
Wijaya, Mount Everest atau Puncak Wedus Gembel yang hanya diam membisu.
“Perjalanan ?, begitu beratnya sejak Andi datang untuk pamit pergi ke
Padang mengikuti papa dan mamanya yang pindah kerja. Inikah awal aku menuai try
out hidup dan cintaku. Lebih dari try out yang dibuat oleh guru-guruku !”.
Saku t- shirt tergetar karena
calling seseorang di Hpnya, Keane segera memungut Hp bercasing biru muda, yang
menjadi teman dekatnya di malam minggu ini. Semoga saja Andi di malam ini yang
menggetarkan hatinya bahkan makam minggu
ini yang menjadi milik mereka berdua.
***
“Hallo, young lady yang kaya Kate Middleton, lagi nglamun ya ?”
“Ini siapa ? “
“Ah ini aku, lupa suaraku ya ?”
“Sorry friend !, ini Raphael, ya ?”. Meski dia sudah lama tidak pernah
gaul bareng dengan cowok ini, namun renyah senyumnya mirip Jenderal Soeharto,
tidak terlupakan Keane.
“Good, kamu memang cewek yang
nggak gampang lupa sama teman, ngapain kamu di rumah saja ?. Kalau kamu nggak
capek biar gabung sama teman lama kamu malam ini di rumah Betty. Aku samper kamu kalau nggak
ada acara !”
2
“Makasih Raphael!, badanku lagi cuapek, aku mo istirahat dulu. Gampang
lain waktu saja aku gabung “
“Pasti lagi merajut angan, ingat sama Andi yang ada di Padang ?’
“Kamu kenal Andi ?”
“Siapa yang nggak kenal dia sih, Keane !. Beruntung kamu dapatkan dia.
Cowok ganteng hitam manis dan termasuk smart boy. Kamu kehilangan dia kan !”
“Ah sok tahu kamu ?. Bagi aku dan Andi tidak pernah mengenal arti
kehilangan. Kami hanya teman saja”
“Maaf Keane !, ini mengganggu
privasimu. Aku tahu pasti kamu kangen sama dia. Iya kan ?”
“Sorry Raphael !, biar masalah ini hanya untuk aku dan Andi saja.Aku
bukan cewek ingusan yang terjebak dalam romantisme remaja. Aku dan dia masih
jauh dalam perjalanan hidup kami masing-masing “
“Tapi kalau kamu sendirian di rumah, apa salahnya kamu gabung teman lamamu yang
ngumpul di rumah Betty. Setelah ngumpul kita bareng ke Cisarua untuk happy
weekend dengan ikan mas bakar, OK setuju !”
“Gampang lain waktu, Raphael !”
“Aku kangen dengan canda tawa kamu !, seperti kita dalam kegiatan
kemah persami di Cibubur dulu, Keane !’
“Aku juga kangen dengan Betty, Ardian, Anti dan Aldo untuk kumpul
bareng lagi “
“Oh mereka juga sering mgomomg tentang kamu. Ayo dong kita reuni, nanti
aku yang mamitkan sama mama papa kamu “
“Nggak usah repot-repot Raphael !, aku mau istirahat. Lain waktu kita sambung lagi
ya!”
“Tunggu Keane !, jangan ditutup
dulu !. Kamu sekarang beda sih !. Kamu takut
Andi cemburu kan Keane ?. Udahlah kamu kan masih muda, ngapain
kamu takut diputus Andi !. Kamu cantik lho Keane, gampang mencari pengganti
Andi.”
“Sorry friend, kalau kamu
memang benar temanku ?, sebaiknya kamu nggak ngomong kaya gitu. Cobalah sedikit
dewasa Raphael ! Meskipun kita masih remaja, cobalah sedikit
3
menghargai orang lain. Antara
aku dan Andi masih bebas menentukan langkah masing-masing, dia tidak membatasi
aku dan akupun sebaliknya.
Tapi bagi aku memang malam ini aku lagi capek”. Belum sempat Keane melontarkan
semua kata hatinya, Raphael yang entah
mengapa menutup Hpnya sendiri.
Malam minggu perlahan merayap sepanjang benang waktu, sehingga
rembulanpun memberikan isaratnya kalau malampun sudah agak larut. Keane masih
mengaktifkan laptopnya untuk mendnengarkan MP 3 lagu lagu pop nostalgia
kesukaanya. Satu demi satu lagu pop melo Pance Pondang menggayuti hatinya.
“Sedang apa Andi di sana.Apakah dia juga ingat aku, ada apa sebenarnya
antara dia dan Andi. Hanya sahabat biasa ?, tapi mengapa dia selalu ada di
hatiku. Atau karena aku yang bersikap biasa biasa saja sama dia, ataukah karena
apa ?. Jujur saja aku merasa takut sama Andi, bila gabung bareng dengan
Raphael, cowok yang norak” Bisikan hati Keane sekarang lebih berdenting
ketimbang suara jarum jam di kamarnya dan suara lagu lagu barat klasik.
***
“Ketahuilah Keane!!, di dunia
ini tidak ada sesuatu yang mampu diraih hanya dengan membalikan tangan. Ingat
pesan Bu Willy !”
“Iya bu !” . Masih ingat dalam memory Keane pesan Bu Willy pada dia,
saat dia menerima hadiah atas pretasinya sebagai juara kelas di semester
pertama kemarin. Namun Bu Willy sempat kecewa lantaran pada try-out yang
pertama dua minggu yang lalu, nilai Keane masih belum memuaskan, Keanepun tidak
tahu mengapa hal ini terjadi.
Bu Willypun hanya memberikan senyum kecilnya pada Keane atas
kegagalanya. Namun Keanepun mampu menafsirkan senyum manis bu guru yang bijak
dan pemerduli pada anak-anaknya, bahwa dalam hidup ini memang bukan hanya
try-out pelajaran di sekolah yang harus dihadapi semua manusia. Tetapi lebih
dari itu, manusia apa, siapa dan dimanapun pasti akan mengalami uji coba dalam
kehidupan ini. Apalagi bagi diri Keane yang kini jauh dengan Andi.
Lamunan Keane menjadi meluruh berkeping kala Hpnya kembali berdering,
diapun dengan sigap mengangkat Hpnya dan pada Screen Hpnya terbaca kata Andi,
maka dengan jantung yang berdegup keras dia memencet tombol hijau.
“Met malam Keane, kamu belum tidur, lagi ngapain ?”. Suara Andi yang
datar dan terdengar romantic memenuhi speaker Hpnya Keane. Namun suara itu
berhasil menjerat urat syaraf Keane hingga gemetaran seluruh anggota badanya.
“Eeeh, ngggak ngapain, Cuma aku lagi kecapean ?”
“Kecapean ?. emangnya kamu habis dari mana ?”
“Aku nggak pernah main, Cuma kemarinkan try-out dan habis itu
pembekalan UN sampai sore, mala mini aku Cuma diam membisu di kamar “
“Oh ya nilai try-outmu gimana ?”
“Jangan tanya itu, dong ?”
“Emangnya kenapa ?”
“Nilaiku hancur, semuanya di bawah 5. Jadi aku agak stress ?”
“Sama !, aku juga nilainya
seperti itu. Tapi nggak usah sedih dong !, kan UN masih lama. Yang penting kita
siapkan nanti setelah lulus UN “
“Oh, ya Andi !. Kamu mau kuliah di mana ?”
“Aku sudah ngomong sama papa, aku akan balik ke Jakarta untuk kuliah
di sini. Kita bisa gabung bareng lagi Keane. Ntar kalau kita lulus, kita bareng nyari universitas yang cocok untuk
kita berdua, OK ?”
“OK !, “
Meskipun malam minggu ini , Keane masih sendiri tanpa Andi disisnya,
namun baginya sudah cukup bahwa malam minggu ini menjadi milik mereka berdua***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar