Jumat, 10 Agustus 2012

opera dari negeri awan


kala rambut Sang Banowati sederai bunga kraton Mandura
menawarkan dahaga dengan air sejuk Grojogan Sewu....
jangan harap, mampu meneriaki hati Panjul dengan adonan
gamelan jawa,
dia hanya mampu hilir mudik di tembang emban Awang Awang Kumitir
bermanik sutra kusam, mengaburkan pemandangan biru bertaut kata nyata
sementara Manik Maya mengerutkan keningnya,
lantaran Panjul telah miskin dengan mantra mantra saktinya
hanya bergelimang lumpur lumpur kubangan kerbau
disisi halaman Kraton Indraphrasta.

Panjul mengatur nafasnya...
Panjul menggenapi hari, membenahi kain selendang emaknya
seharum bunga sorga dini hari
bertenun kain santun, sahaja dan kesetiaan
mirip taman bunga tempat rehat para bidadari

jangan kau hempaskan kaki langit
nanti juga aka kau temui jendela langit
tempat para ksatria beradu wejangan hidup
serta kaca hari hidup yanglebih kau maknai berjuta rajutan
tentang hakiki biru langit dan gunung
kuning padi, dan sigapnya para narpati.
jangan kau dengarkan opera kenari milik sang raja
jika kau tidak suka warna ...

Semarang, 10 Agustus 2012