Figure dan
prototype manusia terbuat dari lilin berbagai ukuran melambung eksotis bila
dikemas dalam pakaian dan asesoris yang glamour dan warna warni yang serba
kontras. Selalu saja mereka memenuhi etalase kaca bertepi ornament yang
artistic, membuat beribu pasang mata terperangah kagum. Apalagi bila sang
manusia lilin berphose Ratu Inggris Kate Midlleton, lengkap dengan sang
pangeran disampignya, di atas kereta kerajaan yang ditarik 8 ekor kuda albino.
Seakan akan
kereta kerajaan berjalan perlahan, senyum sang ratu tak pernah luruh sepanjang
jalan, diseputari prajurit patang puluhan lengkap dengan seragam tentara
kerajaan mirip dengan gambar yang terpampang di kaleng biscuit yang mahal.
Meskipun hanya sebuah lilin, namun sifat fisik dan kimia lilin tersebut dengan
gampang mampu mengelabui mata kita.Yang aneh meski kita tahu bahwa obyek benda
tersebut hanya tipu daya saja, namun kita membiarkan diri kita terhipnotis sihir sang lilin, yang begitu tajam menusuk
retina mata kita.
Betapa tidak,
kehalusan sifat lilin yang mampu menukilkan kehalusan wajah dan anggota tubuh sang
figure yang diimajinasikan dan ditambah superior sifat ego manusia ketimbang makhluk lainnya di bumi
ini, maka lengkaplah sudah pesona manusia lilin mampu menyeret manusia dalam
imajinasinya untuk memerani persis apa yang tergambar dalam figure lilin itu. Sehingga
bisa saja, seorang mausia yang berwajah jelek dengan kerut kulit wajanya yang
menebar disana sini, dengan gigi yang
sudah mulai menghitam termakan usia, dia berimajinasi menjadi actor Tom Cruise
dalam film “Top Gun” yang berkencan dengan instruktur wantanya, yang jatuh hati
pada actor ganteng itu. Atau seorang remaja yang cacat sebelah kakinya, akan
menyamakan dia dengan Gaston Castanyo penyerang Gresik United FC di kompetisi
ISL.
Padahal lilin
yang mampu mengeksotiskan figure manusia tersebut di atas , memiliki sifat
fisik dan kimia yang ringkih. Lilin akan meleleh pada suhu di atas suhu kamar
dan akan hancur berkeping bila mendapat tekanan dari benda lainnya yang lebih
keras. Apabila lingkunga fisik memungkinkan lilin untuk berubah wujud fisik, lenyaplah
sudah semua keindahan yang semula mampu menggoda hati kita. Perlukah wujud,
nasib, atau setap yang kita dambakan di dunia ini kita ganti dengan wujud
lilin. Meski kehidupan di dunia yang
kita milik, pada hakekatnya adalah fenomena seperti manusia lilin, namun kita
adalah mausia lilin yang sadar akan
fenomena kodrati yang dianugerahkan kepada Tuhan yang Kuasa. Serta kita
memiliki software yang tidak dimiliki manusia lilin di dalam etalase, yaitu
sikap tawakal. Itulah peredaan kita dengan manusia lilin***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar