Minggu, 10 Juni 2012

Manusia Lilin


Figure dan prototype manusia terbuat dari lilin berbagai ukuran melambung eksotis bila dikemas dalam pakaian dan asesoris yang glamour dan warna warni yang serba kontras. Selalu saja mereka memenuhi etalase kaca bertepi ornament yang artistic, membuat beribu pasang mata terperangah kagum. Apalagi bila sang manusia lilin berphose Ratu Inggris Kate Midlleton, lengkap dengan sang pangeran disampignya, di atas kereta kerajaan yang ditarik 8 ekor kuda albino.

Seakan akan kereta kerajaan berjalan perlahan, senyum sang ratu tak pernah luruh sepanjang jalan, diseputari prajurit patang puluhan lengkap dengan seragam tentara kerajaan mirip dengan gambar yang terpampang di kaleng biscuit yang mahal. Meskipun hanya sebuah lilin, namun sifat fisik dan kimia lilin tersebut dengan gampang mampu mengelabui mata kita.Yang aneh meski kita tahu bahwa obyek benda tersebut hanya tipu daya saja, namun kita membiarkan diri kita terhipnotis  sihir sang lilin, yang begitu tajam menusuk retina mata kita.

Betapa tidak, kehalusan sifat lilin yang mampu  menukilkan kehalusan wajah dan anggota tubuh sang figure yang diimajinasikan dan ditambah superior sifat  ego manusia ketimbang makhluk lainnya di bumi ini, maka lengkaplah sudah pesona manusia lilin mampu menyeret manusia dalam imajinasinya untuk memerani persis apa yang tergambar dalam figure lilin itu. Sehingga bisa saja, seorang mausia yang berwajah jelek dengan kerut kulit wajanya yang menebar disana sini, dengan  gigi yang sudah mulai menghitam termakan usia, dia berimajinasi menjadi actor Tom Cruise dalam film “Top Gun” yang berkencan dengan instruktur wantanya, yang jatuh hati pada actor ganteng itu. Atau seorang remaja yang cacat sebelah kakinya, akan menyamakan dia dengan Gaston Castanyo penyerang Gresik United FC di kompetisi ISL.

Padahal lilin yang mampu mengeksotiskan figure manusia tersebut di atas , memiliki sifat fisik dan kimia yang ringkih. Lilin akan meleleh pada suhu di atas suhu kamar dan akan hancur berkeping bila mendapat tekanan dari benda lainnya yang lebih keras. Apabila lingkunga fisik memungkinkan lilin untuk berubah wujud fisik, lenyaplah sudah semua keindahan yang semula mampu menggoda hati kita. Perlukah wujud, nasib, atau setap yang kita dambakan di dunia ini kita ganti dengan wujud lilin. Meski kehidupan di dunia  yang kita milik, pada hakekatnya adalah fenomena seperti manusia lilin, namun kita adalah mausia lilin yang sadar  akan fenomena kodrati yang dianugerahkan kepada Tuhan yang Kuasa. Serta kita memiliki software yang tidak dimiliki manusia lilin di dalam etalase, yaitu sikap tawakal. Itulah peredaan kita dengan manusia lilin***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar