hantu hantu ….
dari balik awan hitam,
melontarkan mantera
pada rumput negeri “mandi
bidadari”
kala disodori
bunga warna-warni
beralas nampan berenda bunga
emas
langit hitam pekat menepisnya,
menghardik
dan mencoba membius “gelora” anak
jaman
yang terpingit dalam tirai kelam
beraroma kebusukan jiwa…
kita di dalamnya
ke mana lagi mereka akan
merebah,
bila peraduan telah dihempas
anak negeri
bersepatu pantovel dan berkemeja
negeri sebrang
dan kerikil tajam tempat mengadu
sang keluh
telah menggigit kulit kaki
telanjang
haruskah mereka ganti dengan
kepalan tangan….(Semarang, 7 Desember 2011).
bangkit
sebuah teriakan panjang, dari
punggung Mahameru
bergema suara malaikat malaikat berjubah hitam,
bersama angin keing kerontang,
berkawan durjana
memantul ke semua hunian perdu
dan belukar
dada dan lengan kecil menurunkan sorot matanya
kelopak dan tangkainya,
menyambangi
huma dan belalang untuk
menyambutnya,
meski berpaut pada sawah dam ladang
mereka terjaga, untuk menjaring
angin gunun. (Semarang, 7 Desember 2011).
.
Tidur Panjang
mengapa mesti sebuah tidur
panjang,
bila lentik
sinar matahari menyelinap
pada retakan
dinding papan rumah kita
tubuh inipun
akan tersengat,
oleh roda-
roda lapar dan geram menerjang
menelan hidup kita, ….(Semarang,
7 Desember 2011).
lampu jalan
jalan jalan berambut baliho dan
berbibir reklame
arah kota itu, bertindih dengan
deru debu milik nafsu
rumah rumah kardus adalah senyum
kota itu dalam duka
mereka berpaling dari lampu
lampu jalan
taman taman kota menerkam
kepalsuan
aku tersudut di dalamnya,
kota itu berhias bedak pupur dan
malam jalang
(Semarang 22 Mei 2012)