Selasa, 12 Juni 2012

sajak untuk hari hari hitam kita


tak pernah sekalipun kau melipat hari
akupun tak lelah menjaring senyumu, tanpa  batas
hanya gumam pucuk perdu yang sesekali mencibir
namun legam telapak kaki terus mengayuh angin
untuk mengatur sawah ladang kita,
yang bertanamkan perguliran musim
hari hari hitam tak pernah kau simpan
dalam kantong bajumu….kau masih sempat bersenandung
tentang lagu rindu rajutan kain sutra milik kita.

cukup kita tunjukan arah angin semi pada anak anak kita
lantas kita sentuhkan warna lembayung senja
atas jendela langit bersemayan Yang Maha Segalanya
sehingga liarnya perguliran musim
tidak melepaskan sendi tulang tulang mereka
asal kita lupakan jalan jalan hitam bersemi belukar
menusuk tajam kulit alas kaki kita

kasihku, telah hinggap pelangi di istana cakrawala  kita
mari kita bertanamhidup, dalam sawah ladang KasihNYA

(Semarang, 13 Juni 2012)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar