Ibu memiliki dua belas
ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan yang tubuhnya cukup besar
dan biasa dipanggil
Si Jago. Semua ayam
ibu tadi dibuatkan kandang di belakang rumah, sehingga kalau malam
mereka tidak tidur di sembarang tempat.
Pagi – pagi benar sebelum Ibu memasak untuk sarapan, semua ayamnya diberi makanan berupa nasi
dan sayur sisa. Meskipun
makanan itu semuanya sisa tadi malam,
namun ayam –ayam tadi mau makan dengan lahapnya. Maka tidak
mengherankan, bila semua ayamnya Ibu gemuk dan sehat.
Beberapa ayam betina
sekarang sudah mulai bertelur, sementara
ayam betina lainnya sudah mulai mengerami telurnya. Perasaan
Ibupun menjadi senang melihat ayam piaraanya bertelur dan mengerami. Setiap
hari tak lupa Si Jago selalu
menjaga mereka, sehingga telur – telur yang ada di kandang tidak di makan
tikus.
Namun Si Jago akan membiarkan
saja bila Ibu mengambil salah satu telur mereka untuk digoreng. Tetapi bila ada hewan lain yang mendekati
kandang-kandang ayam betina Si Jagopun akan marah dan segera menerjang dan
mematuknya. Ibupun sangat sayang dengan ulah
Si Jago ini.
Berbeda jauh dengan Amran yang sama sekali tidak suka
dengan ayam-ayam ini. Jangankan memberi makan, dekat dengan ayam –ayam ini saja dia tidak
mau, bahkan dia sering mengejar ayam ayam itu dan kadang kadang melempar dengan
benda apa saja. Makanya semua ayamnya Ibu sangat ketakutan bila dekat dengan
Amran.
Suatu hari saat Amran jalan kaki
bersama teman – temannya pulang dari sekolah, dia bertemu dengan Ibu Siti
pemilik warung makan, yang tempatnya
tidak jauh dari rumahnya.
”Amran, coba kamu tanya ibumu, berapa harga telur
ayam kampung. Bu Siti tiap hari butuh untuk dimasak. Nanti coba tanyakan, ya
” pinta Bu Siti.
”Ya Bu, nanti segera aku tanyakan
sama Ibu , Bu Siti butuh telur berapa ? ”
jawab Amran.
”Sebanyak – banyaknya, nanti aku tunggu kamu di warung , ya ! ”
” Ya, bu ! “.
Menjumpai tawaran Bu Siti tadi, timbulah niat jahat Amran untuk mencuri
telur – telur ayam milik Ibunya. Niat
Amran bertambah kuat, setelah rencana
jahatnya itu didukung oleh teman karibnya,
yaitu Leo dan Joko. Maka tanpa pikir panjangpun Amran segera
membulatkan tekadnya. Bahkan kini dia telah punya rencana, setelah makan siang nanti dia akan berpura-pura
belajar mengerjakan soal – soal di LKS.
Amran tahu betul setiap selesai
dia makan siang, Ibunya langsung pergi tidur siang dan kadang kadang dia diajak
Ibunya untuk bareng tidur siang. Namun kali ini dia beralasan tidak menemani
tidur siang Ibunya, karena banyak PR di
LKS, yang harus dia dikerjakan.
Sementara itu sejak dia makan siang tadi, hingga kini beberapa kali
sempat dia dengar kokok ayam betina pertanda
baru saja mereka bertelur.
Hati Amran bergembira tiada
terkira, setelah dia mendapatkan 5 telur yang masih baru. Maka kini tanpa menunggu waktu lagi, dia bergegas menyerahkan telur itu pada Ibu
Siti dan Amranpun menerima uang dari Ibu Siti sebesar lima ribu rupiah dan kini diapun bergabung dengan
Leo dan Joko untuk main play – station
di ruko depan sekolah mereka.
Demikian seterusnya hari demi
hari ulah Amran tiada pernah berhenti, sampai suatu hari Ibunya kaget bukan
kepalang. Lantaran telur ayam – ayamnya
diluar dugaan sekarang berkurang banyak.
Maka diapun segera mengadukan
Bapaknya Amran tentang hilangnya telur –
telur yang harusnya dierami oleh ayam mereka.
Bapaknya Amranpun segera meneliti hilangnya telur – telur tersebut.
“Ini mungkin
dimakan tikus apa kucing, Bu ? ”
jawab Bapaknya Amran setelah meneliti kandang ayam mereka.
” Tapi Si Jago kok diam Pak, biasanya kalau ada tikus. Si Jago langsung
berkokok ”
” Mungkin sudah, tapi Ibu yang
nggak dengar ”
” Ya sudah, makanya
kalau siang hari jangan sering tidur.
Nanti di atas kandang Bapak pasang lampu. Sehingga kalau malam tikus tidak berani menyerang dan untuk kandangnya
biar Bapak lapisi dengan anyaman kawat ”
Hari itu seharian Bapaknya Amran
sibuk memperbaiki kandang ayam mereka sekaligus memasang lampu penerangan. Kegiatan ini sudah barang tentu membuat hatI
Amran dan kedua temanya bersedih.
Lantaran ketiganya hari ini tidak bisa bermain play – station.
Barangkali hanya perasaan ayam –
ayam tersebut dan Si Jgo tentunya yang
merasa marah dengan ulah Amran. Hanya
saja mereka tidak mampu mengadukan kepada kita semua, barangkali saja rasa marah dari ayam – ayam
itu sudah memuncak, lantaran telur mereka sering di ambil Amran. Merekapun akan membuat perhitungan bila ulah si Amran dilakukan lagi.
Benar saja ternyata rencana
mereka tidak hanya omong kosong belaka. Kala Amran sudah mengantongi 5 buah
telur di saku bajunya, semua ayam betina kontan bersamaan berkokok sekeras –
kerasnya. Hal ini tentu saja membuat Amran kaget bukan kepalang. Ditambah lagi
tanpa diduga sebelumnya Si Jago langsung ,menerjang dia dengan cara melompat ke
arah muka Amran sambil mencakar wajahnya.
Serangan Si Jago ini akhirnya membuat Amran terjatuh
karena kehilangan keseimbangannya dan
mengakibatkan telur – telur yang ada di kantongnya pecah membasahi
bajunya. Sudah barang tentu kegaduhan
ini membuat Ibunya Amran terbangun dari
tidur siangnya dan menjadi kaget melihat
Amran menangis dan berdarah di pipinya.
Perasaan Ibunya menjadi bertambah kaget ketika melihat bajunya Amran dibasahi
telur yang pecah.
” Oh jadi kamu Amran !, yang
mengambil telur. Perbuatanmu itu tidak
baik, Anaku ! ” Seru Ibunya sambil menerik telinga Amran
” Ampun Bu, betul Bu, Amran yang ambil ”
”Baik, nanti Ibu adukan perbuatanmu pada
Bapakmu, biar nanti Bapak yang menghukum kamu ” ancaman Ibunya itu membuat
Amran takut setengah mati.
” Jangan Bu, Amran kapok, betul Bu ”
”Kalau kamu takut sama Bapak
kamu, Ibu ingin kamu berjanji di depan Ibu tidak akan mengulangi perbuatanmu !
”
Amranpun berjanji di depan
Ibunya tidak akan berbuat jahat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar