Cerpen Remaja Effi Nurtanti
Terasa
hambar memang hubungan Rudi dan Rosella,
meski mereka saling menautkan kasih mesra sejak dari kelas sebelas SMA. Rudi memang memilih meniti karir dengan
menjadi pelukis jalanan di sepanjang Malioboro Jogja, setelah lulus SMA. Sedangkan Rosella memilih meneruskan studi di
perguruan tinggi di Semarang.
Prosa indah
yang mereka susun selama dua tahun ,
entah mengapa kini ditikam oleh egonya masing-masing, rindu
yang sering hinggap di sudut hati mereka masing-masing entah mengapa kini
terbang di bawa angina kembara. Rudi
begitu asyiknya gaul dengan
pelukis-pelukis ternama di Jogja, hingga tiada
sosok lain yang bisa menemani dia kecuali corat-coret di kanvasnya dengan seperasi warna yang menjadi gambaran hatinya.
Rosellapun begitu antusiasnya , ingin segera
merampungkan studinya hingga bisa
bekerja entah dimana untuk menggapai masa depanya, sikap ini memang terus saja
membujur di hatinya, karena dia adalah anak sulung, yang diharapkan mampu
membimbing adik-adiknya kelak. Meski umurnya dia baru menginjak 18
tahun namun kematangan pribadinya telah terjalin kuat melebihi kedewasaan sosok yang lebih tua darnya.
Berlainan
dengan Rudi yang menjadi korban bobroknya hubungan Mama dan Papanya di tengah
kehidupan materinya yang gemerlap. Makanya Rudi terbiasa dengan menyelesakan segala sesautu dengan kemampuan
dirinya sendiri. Ganjalan hati yang dalam dan kuat selalu diurai oleh dia
sendiri. Hanya Rosella saja yang mau menerima curhat dari cowok yang kesepian
ini
Kadang Rosella juga merasakan kerinduan yang dalam
dengan cowoknya itu, tetapi rindu itu disimpanya rapat-rapat di hatinya. Lantaran
dia tidak mau memberi harapan lebih kepada Rudi yang tidak pernah menginginkan
hadirnya siapa saja di sisinya, kecuali
melukis. Namun demikian kdang
pula terbesit rasa kagum pada cowok eksentrik itu. Walaupun bagaimana Rudi
adalah cowok pertama yang bisa merobohkan jantung hatinya, meski saat itu telah
berpuluh cowok yang lebih caem dari Rudi berusaha mencuri jantung hatinya.
Saat senja di
suatu hari, Hpnya Rosella berdering
panjang menggema di seluruh kamar
tidurnya.
“Ross, lagi ngapain ? kamu nggak
pergikan ?. Aku sekarang dah di Semarang. Aku lagi meluncur ke rumahmu. ”
”Aku nggak pergi, ya aku tunggu ! ” Berbagai bunga
warna warni kini tumbuh di hati Rosella. Lantaran sebentar lagi dia akan bertemu dengan cowok dekil dan
eksentrik, berambut panjang, hidung mancung dan kumis tipis menempel di atas
bibir yang tipis
Rosellapun
yakin bahwa Rudi di Jogja juga sering didekati
cewek-cewek gaul yang naksir dia. Tapi salah satu lkelebihan Rudi
ketimbang cowok lainnya adalah kesetiaannya kepada dia yang nggak bakalan bisa
luntur, meski mendapat halangan kaya apa gedenya.
” Met ketemu lagi Ross, maafin aku yang baru kali
ini jumpa kamu ” . Seru Rudi dengan pandangan mata sendu, Rosellapun tau persis dengan cowok ganteng
ini. Sikap seperti itu pertanda dia membutuhkan kasih mesra dari dia. Bagaikan
musafir yang membutuhkan seteguk air di tengah padang pasir yang gersang.
” Aku harus bicara apa sama kamu Rud, tiap kali kamu datang mesti ada kata maaf ”
” Iya deh aku nggak mau kaya gitu lagi ”
”Aku emang selalu maafin kamu, tapi kamu harus
konseken dong ”
”Udah deh
jangan diperpanjang lagi, jauh-jauh aku datang ingin jumpa kamu, bukanya ingin
kena damprat dari bidadari turun dari langit ” Seru Rudi sambil mendekatkan duduknya lebih rapat lagi.
” Aku
nggak mau kalau sikapmu kaya gitu lagi ”
”Percaya
dong Ros sama aku !, aku di Jogja enggak bakal ngapain-ngapain. Aku memang punya kelemahan . Kalau aku udah didekat
kanvas aku enggak bakal merasa ada di dunia lagi ”
”Kalau itu emang aku percaya, aku dah tau kamu,
dengan siapa aja bisa sedingin es. Tapi aku kan enggak bisa kamu biaran gitu aja dong !, Rud !. Setidaknya kamu bareng ngrayain tahun
baru kesini, kan nggak nyita waktumu kan
? ”
” Tapi aku kan udah kirim sms sama kamu pas tahun baru kemarin ”
” Ya udah sekarang kamu balik aja ke jogja, semua
kecengengan hati kamu kirim aja pakai sms, nggak usah ketemu aku lagi. Kamu jangan kalau ada maunya aja dong, Rud ? ”
”Ah enggak !, aku pengin ketemu kamu aja kok, aku dah kangen
”
”Terus kalau dah ketemu aku, kamu
mau ngapain ? ” Rudipun hanya nyengir saja , memang sering dia disudutkan seperti
itu sama Rosella, lantaran kadang Rudi punya sikap seperti anak
– anak .
”Oke deh Ros, sekali lagi maafin aku ” Pinta Rudi
sambil menggapai tangan Rosella dan membelainya dengan mesra. Pertanda cowok
ini telah mengakui kesalahannya dan kini dia butuh Rosella.
Dibibr Rosella kini ada senyuman tipis yang hangat
dan manja membuat jantung hati Rudi tambah berdegup keras.
”Ros , kamu mau ngikut ke Jogja ? ”
”Ada
acara apa ? ”
”Aku mau ngikut pameran lukisan tingkat nasional ”
”Bagus dong, Cuma
aku kan harus kuliah Rud. Papa
nggak boleh kalau aku bolos kuliah, Aku
hanya ke Jogja klo liburan aja. Itu aja
kalau kamu ngajak, Emangnya ada apa ? ”
” Udahlah jangan ungkit yang tadi lagi, Bener deh Ros, Cuma kamu yang ada di
hatiku.
”Oh ya tadi pameran nasional gimana ? ” tanya Rosella berusaha mengembalikan arah
pembicaraan mereka berdua.
” Ya diikuti pelukis ternama, Cuma aku aja
pelukis lokal yang masih ingusan ”
”Jangan
kecil hati dong Rud !, Apa
bedanya kamu sama mereka ? ”
”Itulah Ros, yang aku pikir. Karya
mereka biasa-biasa aja. Aku yakin
karyaku nggak kalah dengan mereka. Tapi mengapa karya mereka banyak diminati publik dan laku keras ”
”Ah mana
aku tahu lukisan Rud !, kamu kan yang lebih ahli . Cuma kamu aja yang merasa kalah duluan ”
”Mungkin juga gitu, ah nggak tahu. Tapi biarin
aja , aku ngikut etung-etung cari nama aja ”
”Gitu dong namanya Rudi, aku dukung kamu seratus persen ” jawab
Rosella sambil mendekatkan wajahnya persis di wajah Rudi, dan sebuah ciuman
kasih sayangpun kini diapatkan Rudi.
”Mungkin
juga warna-warnanya nggak sesuai dengan hati kamu ! ”
” Maksud kamu gimana ” Jawab Rudi penasaran.
”Mungkin
saja waktu kamu nglukis selalu saja ada gambaran masa lalu yang paling kamu
takuti ” Rosella mencoba ikut memberikan
solusi pada cowok pujaanya. Karena hanya dia yang tahu persis hati cowok
eksentrik ini.
”Kalau itu
selalu saja Ross, kadang pula aku
menjadi lama terdiam untuk mengusir bayang masa laluku. Barulah kalau dah
jernih hatiku aku mulai nglukis lagi. Tapi itu saja masih belum bisa konsentrasi bener ”
” Ya udah cuma kamu aja yang bisa ngrubah, maka Rud
buang jauh – jauh egomu itu. Untuk bisa mengetahui warna warni
kehidupan, kamu harus hidup terlebih
dahulu. Warnai dulu hati kamu dengan rona kehidupan ini. Aku rasa udah lama
kita kenal, tapi kamu belum bisa
berubah. Cobalah ya..... sayangku ” Begitu
indah makna rangkaian kata dari Rosella itu, apalagi wajahnya kini rebah d dada
Rudi. Seribu kekaguman kini
timbul di hati Rudi, lantaran dia
sering bersikap dingin dengan cewek ini,
tapi Rosella selalu saja mau menerima dia.
Oh alangkah indahnya kanvas lukisan ini, bila dihiasi dengan
kebaikan dan cinta kasih antar sesama.
Rembulan yang ayu kini persis di tengah langit, usai sudah pertemuan dua remaja ini. Bagi Rudi mkini ada sketsa lukisan dengan
rona warna warni keindahan yang selalu dituangkan dalam kanvas lukisan, sehingga
membuahkan sebuah lukisan yang indah.
Itulah sebuah refleksi dar kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar