Cerpen Remaja Effi Nurtanti
Serba susah
memang bagi Odie, bila hatinya telah
liar ingin menerjang apa saja yang ada di dalam dadanya. Sesuatu yang dengan
halus memekikan hasrat untuk mengenal lebih dekat dengan Sandy . Memang belum lama Odie mengenal Sandy , teman satu kampus
di Fakultas Psykhologi Universitas Hamparan Bangsa. Namun kini apabila Sandy berada di dekatnya, hatinyapun selalu dipenuhi kunang
malam yang selalu menggelitik dengan nakalnya, mencukil sisi hati ini untuk
merapatkan sesuatu kepada bunga kampus itu.
Awalnya
memang biasa saja, perjumpaan demi perjumpaan. Hingga mulailah guratan hati
Odie berkata lain kala fakultas mengadakan kegiatan refreshing dan pelipur hati
pada pasien-pasien rumah sakit yang butuh bimbingan psychologis. Tanpa ingin
menengok sudut hati Sandy ,
Odie cowok yang cuek dengan segala macam Lady Performance tiba tiba saja runtuh
hatinya berkeping
Acuh tetap
saja menyelimuti hati dan wajah Oddie kala mereka berdua bareng dalam satu
kelompok kegiatan bakti social itu. Mereka berdua saling menuai canda, yang
semakin lama semakin akrab dan mulai mengenal sisi hati mereka masing masing. Oddie
mulai merasakan getar asmara kala pandangan mata mereka berdua
saling bepadu dan berakhir dengan goresan di hati Oddie yang mendalam.
Tugas
bimbingan pada pasien pasien yang memilukan hati, hari itu usai sudah.
Meninggalkan rasa penat dan lapar di tubuh masing masing praktikan. Ada keraguan di hati Oddie kini tentang rencananya
mentratrik makan siang Sandy di kantin rumah
sakit. Hatinya masih diterkam rasa khawatir entah apa, Di sisi lain hatinya mulai
galau ingin segera Oddie melebarkan sayapnya dan merengkuh Sandy untuk terbang
dan berjalan di awan, Namun disisi lain, Sandy hanyalah teman satu krlompok
praktikan, toh hal yang biasa bila dia berbuat baik pada Sandy . Atau karena pesona
yang selalu ditebarkan Sandy , memaksa Oddie untuk menuruti kata hatinya
yang lebih ditelikung romantis.
“San, aku
cape dan lapar kita ke kantin, OK ?”.
“OK lah, aku juga dah lapar, sekalian aku mau nyiapin
berkas laporan di kantin“
“Ah.kalau
untuk laporan biar aku kerjain di rumah
aja, sekarang kita butuh refershkan ?”
“Oh, dewi
fortuna alangkah beruntungnya aku hari ini, udah ditlaktir makan siang dibuatin
laporan lagi “
“Dewi fortuna
kayanya lebih dekat aku hari ini San, ketimbang sama kamu “
“Alasanmu ?”
tanya Sandy “ Kan harusnya aku yang beruntung, kok malah
kamu ?”
“Iya lah, eh
tapi nggak tahu ?”
“Kok nggak
jadi ngomong, sejak kapan Oddie jadi cowok pemalu ?”
“Nggak tahu
lah San, aku lagi cape
aja , lagi nggak suka
ngomong “
“Katanya kamu
mau refresh tadi ?”
“Iya, inikan
sudah refersh, bisa canda sama kamu “
“Bisa aja
kamu Oddie”
Oddie sendiri
tidak tahu persis, mengapa kali ini dia bisa sedekat itu dengan Sandy . Padahal selama ini
dia hanya tersihir hatinya dengan lagu lagu ciptaanya sendiri, apalagi bila
sudah di atas pangung dengan sesatu yan paling dekat dengan dirinya, yaitu
hanya sebuah gitar elektrik. Jeritan hatinya hanya dituangkan dengan string
elektrik sambil berjingkrakan mirip gitaris Jimy Hendrik. Dan kalau sudah
begini, beribu kunang malampun beterbangan disisinya.
Rocker yang
satu ini, memang telah mati hatinya terpagut oleh benang sutra cinta milik
Evelyn beberapa tahun silam, saat mereka mengucapkan perpisahan sebelum kanker otak
membisukan Evelyn selamanya. Namun Evelyn lainya datang menjemputnya dalam
sebuah metamorfosis berupa getaran string elektrik, penuh nada eksotis dan terkadang melangkonis.
Disitulah Oddie merasakan kehadiran Evelyn kembali, apalagi bila dia membawakan
lagu Are You Lonesome To Night kesukaan Evelyn. Bunga bunga cinta yang terus
saja membara namun hanya kesemuan yang Oddie dapatkan.
Terbesit
dalam angan yang nakal dari Oddie, mungkinkah Sandy
mampu menggantikan Evelyn, yang memiliki pesona hamper menyerupai Evelyn.
“Eh, melamun,
mana bisa kamu refresh,kalau terus melamun kaya gitu “ . Sebuah teriakan kecil Sandy membuat kedua kaki cowok ganteng itu kembali
menginjak bumi, setelah lama Oddie terbawa angan mengunjungi persinggahan
Evelyn di langit biru.
“Ah, nggak
San, aku cuma kecapean, semalam aku corat coret buat lagu “
“Aku heran
sama kamu, kadang kamu kelihatan enjoy, tapi kadang kelihatan murung dan
melamun. Sorry ya Oddie, kalau aku
nimbrung privasimu”
“Ya nggak apa
apa sih, hanya saja aku seorang penulis lagu. Meski belum ada laguku yang masuk
rekaman” getar suara Oddie terdengar jelas, pertanda dia tidak menuturkan
lisanya sesuai dengan kata hatinya. Sandypun mampu menangkap gejolak hati yang
ada di dada Oddie.
“Kamu lagi
naksir cewek ya Odd ?”
“Ah, kaya anak
kecil aja, an !”
“Lho,
emangnya orang seperti kamu sudah kakek kakek, kamu kan masih muda ?”
“Ah, nggak
kaya gitu, San!. Ku nggak gampang naksir cewek”
“Emangnya
kenapa ?”
Seteguk es
jeruk terakhir bagi Oddie kini membasahi tenggorokanya, ditengah mereka berdua yang
kini bertambah asyik lagi untuk saling mengelupas jantung hatinya masing
masing. Kini lebih kerap Oddie melempar sorot matanya pada wajah Sandy , yang kadang dibalas
dengan senyum bunga kapus itu. Seketika
itu Oddie merasakan bayangan Evelyn dating menjenguknya dengan wajah yang
meradang kemarahan dan wajah cemburu yang membuat selama ini hati Oddie
mendingin bagai salju, seketika itu pula Oddie beusaha menepisnya.
“Sudahlah
Evelyn, hiduplah kamu dalam kehidupanmu. Biarlah aku hidup kembali bersama Sandy untuk mengarungi dunia yang bertaman kembang warna
warni seperti yang dulu pernak kau janjikan”, bisik hati Oddie terus menggumpal
di sudut jantungnya. Sementara itu semua ruangan di rumah sakit itu kini mulai
ramai oleh pengunjung yang berniat menjenguk saudara dan kerabat yang sakit.
Lantaran hari telah ditelikung senja, pertanda mereka harus bergegas pulang di
tengah hari yang melelahkan.
“Aku antar
kau pulang, San !”
“Aku booking
taksi aja, kasihan kamu cape
kan , Odd ?”
“Ya cape,
tapi nggak apa, aku kan belum tahu rumah kamu” Sandy hanya melempar
senyum halus dan lembut, Kini mobil Oddie melaju menembus keremangan senja
bersama dengan hatinya yang kini mulai ditanami bunga bunga cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar